Mentari bersinar lagi
Malam menghilang pagi menjelang
Tak terasa 17 Agustus pun tiba
Yang selama hampir 6 bulan kucurahkan pikiran, rasa, dan jiwa
Berharap semua usaha yang kulakukan berbuah manis di hari itu
Sepotong kain berwarna merah dan putih pun berhasil dikibarkan
Sore hari pun tiba
Saatnya aku bertugas untuk Sang Dwi Warna
Tak pernah menyangka bisa sampai di sini
Diiringi pula lagu Indonesia Raya
Akhirnya pun upacara penurunan Sang Dwi Warna sukses
Teringat sesuatu di luar sana
Rintihan tangis sesosok anak kecil menahan lapar
Para sarjana resah mencari pekerjaan
Para guru yang kian terpinggirkan
Pedagang pasar bingung tak ada pelanggan
GAM dari Aceh, RMS dari Maluku dan bintang kejora dari Kepala Burung
Ingin menangis rasanya jika ku ingat itu
Ingin kuhancurkan orang-orang yang tega menghancurkan bangsa ini
Seolah tak ada harapan lagi buat negeri ini
Lalu, salah siapa?Hanya orang yang merasa dan Tuhan yang mengetahuinya
Itupun kalau orang itu mau mengerti
Namun, saat kutemukan orang-orang yang rela berjuang untuk Merah-Putih
Timbul harapan baru
Ternyata…masih banyak anak Indonesia yang tulus berjuang untuk bangsanya
Tanpa harap balas budi
Siapakah orang-orang kutemui itu?SATKOS sebutannya, Paskibraka Provinsi DIY 2010
Karena saat itu aku tergabung di dalamnya
Lega rasanya bias menemukan orang seperti mereka
Namun, harapan ini juga kusandarkan pada anak Indonesia yang lain
Ingin kusadarkan mereka bahwa negeri ini butuh kegigihan
Sebab hanya kita, anak Indonesia yang mampu memperbaikinya
Kita harus bangga jadi anak Indonesia
Demi terus berkibarnya sepotong kain Merah-Putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar