Pada hari ini, Minggu tanggal 4 November
2012 diadakan pelatihan penulisan blog yang diadakan di Jurusan Teknik Geodesi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Keluarga
Mahasiswa Teknik Geodesi (KMTG) UGM dan diikuti oleh mahasiswa Teknik Geodesi
UGM. Narasumber pelatihan ini adalah Bapak Made Andi Arsana.
Menurut Pak Made, penulisan blog
merupakan salah satu sarana penyampaian ide, gagasan, pendapat, serta cerita tentang kisah hidup kita. Beliau mengungkapkan “The power of writing”. Dengan
menulis, orang lain dapat mengerti apa yang kita pikirkan. Dengan menulis kita
dapat mempengaruhi pikiran orang lain. Hal tersebut dapat terjadi karena di
dalam tulisan yang kita buat, dapat memuat kritikan, cerita, pendapat/ gagasan,
dll. Selain itu dengan ngeblog kita dapat mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu
:
- Mempunyai website sendiri
- Menulis apa saja
- Mengabadikan ingatan
- Berbagi 24/7 ke seluruh dunia.
Dalam pelatihan ini, ditekankan
pada mahasiswa Teknik Geodesi UGM untuk menulis dengan cara “thinking and
living geospatially”. Jadilah “Geospatial
blogger”, blogger yang berkonsep geospasial.
Karena dengan itu kita memasyarakatkan ilmu geodesi dan dapat membantu orang
lain dalam hal yang berkaitan dengan geospasial.
Peserta diajarkan dari awal tentang
bagaimana membuat blog, mengoptimalisasi blog, membuat peta menggunakan google
maps, dll. Membuat peta menggunakan google maps menjadi hal menarik bagi
mahasiswa Geodesi UGM karena memang itu merupakan salah satu aplikasi dari ilmu yang
sudah didapatkan di bangku perkuliahan.
Walapun menekankan pada “Geospatial
blogger”, namun bukan berarti kita tidak boleh menulis selain berkaitan dengan
geospasial. Justru kita disarankan untuk menulis keduanya. Dari sesuatu yang
sederhana kita dapat membuat tulisan yang dramatis, sehingga menarik minat
orang lain untuk membaca.
Menulis merupakan hal yang sederhana. Berupa menceritakan kisah yang telah kita alami atau
yang dialami oleh orang lain. Dalam menulis kita harus memperhatikan 5W 1H. Dengan
itu tulisan kita telah mencakup apa, dimana, siapa, mengapa, dan bagaimana
suatu peristiwa terjadi. Juga harus memperhatikan sistematika penulisan, karena
dengan menulis secara runtut berarti kita memudahkan orang lain untuk mengerti
apa tujuan kita menulis. Ketika telah memenuhi syarat tersebut, maka kita dapat
menyebutnya sebagai tulisan yang baik.
Beberapa hal yang kita anggap sebagai halangan dalam
menulis adalah menulis harus panjang, keterbatasan ide, hingga sifat malas
untuk menulis. Hal-hal tersebut sebenarnya bisa dihilangkan. Bagaimana caranya? Berpikir sederhana adalah
kuncinya. Kalau bisa berpikir sederhana kenapa harus berpikir kompleks?
Tulisan itu tidak harus panjang. Tulisan juga tidak harus mengangkat sesuatu yang rumit. Sebagai
contoh ketika Pak Made menulis tentang bawang merah. Apa sih daya tarik dari bawang
merah? Mungkin itu yang ada di benak kita sebagai orang Indonesia, karena kita
dapat dengan mudah menemukan dan harganyapun murah. Tetapi hal itu tidak
terjadi di Australia, tempat dimana Pak Made menemukan sesuatu yang istimewa
dari bawang merah. Beliau menceritakan bahwa bawang merah menjadi barang mewah
di Australia, seperti halnya kita menemukan anggur hijau di Indonesia. Dari
situ, kita dapat mengetahui bahwa sesuatu yang kita anggap sederhana,
sebenarnya bisa dijadikan sesuatu yang berharga.
Jadi sebenarnya menulis di dalam
blog itu bukan merupakan sesuatu yang sulit. Banyak manfaat yang dapat diambil,
karena tulisan itu memiliki kekuatan, “The Power of Writing”. Maka mulai
sekarang marilah kita mulai aktif dalam menulis. Dan bagi mahasiswa Jurusan
Teknik Geodesi UGM, marilah kita kembangkan potensi ilmu geodesi dalam bentuk
tulisan maupun aplikasi nyata sehingga dapat lebih dikenal masyarakat, "Thinking and Living Geospatially".
Semangat Geodetic Engineer! :-)
Yogyakarta,
4 November 2012
Bondan
Galih Dewanto
Ini contoh manfaat pelatihan yg baru saja dilakukan :) Terima kasih Bondan
BalasHapussama-sama Pak Made Andi :), mohon bimbingannya Pak. semangat geodetic engineer! :)
BalasHapus