Sebuah tempat yang memberikan
pengalaman berharga dalam mengupgrade ilmu yang selama ini saya tekuni.
Terkadang mahasiswa mencari yang namanya pengalaman. Terkadang juga mahasiswa
mencari hiburan. Nah, di tempat ini saya mendapatkan keduanya. Iya, karena
tempat ini sangat dekat dengan lokasi wisata Tawangmangu, di kaki Gunung Lawu.
Tanggal 26 Maret 2015 saya bersama
anggota tim yang lain (El, Ditha, Dendy, Bang Alfi, dan Bang Putra) menuju
lokasi menggunakan mobil berbarengan dengan Pak Ruli. Sesampainya di lokasi,
saya kagum dengan lokasinya yang menyuguhkan udara yang sangat sejuk. Jelas
saja karena lokasi masih rimbun dan dekat dengan sungai yang mengalir deras.
Namun dibalik keelokan alam, menjadi sebuah tantangan bagi tim ini. Bagaimana
tidak, lokasi yang akan kami bentuk 3 D nya ini merupakan lokasi perbukitan
yang sangat terjal. Agak jauh dari bayanganku sebelumnya, yang terpikirkan
bakal datar-datar saja. Namun inilah tantangan yang harus kami pecahkan.
Diskusi awal kami lakukan, menggunakan
2 set alat Total Station dan GPS, dibagi menjadi 2 tim. Kami berdiskusi
bagaimana strategi yang akan kami lakukan agar pengukuran berjalan cepat namun
tepat, serta sesuai target 2 hari pekerjaan. Tak butuh waktu lama, kami pun
bergegas bekerja sesuai porsi masing-masing. Hari pertama ini menjadi hari yang
kurang begitu cerah, karena sering sekali hujan turun dengan deras. Ditambah
lokasi yang sangat licin dan terjal. Hari pertama pun berakhir dengan kurang
dari 50% area.
Kami harus menginap di penginapan yang
tak jauh dari lokasi Griya Tawang. Di malam hari, kami mendownload data yang
telah didapat pada hari pertama. Selain itu dengan kendala hujan yang tak dapat
diperkirakan, kami pun menyusun strategi agar selesai pada hari kedua. Kami
berbagi dengan cara saling membuat titik bantu dan mengandalkan reflectorless,
sehingga tak perlu menggunakan prisma untuk mendapatkan detil.
Di pagi harinya, cuaca cukup cerah, saya
pun mendapati sinar matahari yang muncul di antara ranting-ranting pepohonan.
Tak mau lama-lama membuang waktu, kami pun bergegas menuju lokasi Griya Tawang
kembali. Kami menjalankan strategi untuk segera menyelesaikan pekerjaan. Namun
seperti hari pertama, cuaca kurang bersahabat. Hujan hampir turun seharian. Sempat
kami memaksakan untuk terus, namun tentunya akan sangat berdampak buruk untuk
alat maupun kesehatan tubuh. Ingat saat itu saya dan Ditha sempat naik turun
bukit dan basah-basahan karena hujan. Sehingga kami sangat sulit untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam 2 hari. Dengan kondisi seperti ini, pekerjaan pun
akhirnya di perpanjang menjadi 3 hari. Pada hari kedua sendiri area yang telah
diukur adalah sekitar 70% (5hektar dari 8 hektar).
Pada hari ketiga, cuaca cukup
bersahabat. Hujan hanya terjadi sekitar 1 jam. Sehingga kami pun dapat lebih
maksimal dalam melakukan pekerjaan. Namun pada hari ketiga ini, pengukuran
tidak dilakukan dengan Ditha, karena dia pulang dahulu ke Jogja. Sehingga kami
harus bekerja 2 orang pada 1 tim. Sangat
sulit, tapi untungnya kami menggunakan reflectorless yang dapat mengukur tanpa
prisma. Namun kami harus hati-hati karena apabila salah target, maka akan
berdampak fatal terhadap data. Akhirnya kami pun menyelesaikan pekerjaan ini
dalam 3 hari karena kami dapat mengukur seluruh area. Pada malam harinya kami
kembali menuju Jogja.
Pengolahan data kami lakukan
menggunakan software AutoCAD, Surpac, dan ArcGIS. Kerjasama pun dibutuhkan
dalam pengolahan data ini agar data yang telah diolah sesuai dengan kondisi
kenyataan (di lapangan). Dengan kerjasama yang baik, kami pun dapat
menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik. Hasil pekerjaan pun memberikan
kepuasan pada user. Sebuah pengalaman berharga yang saya dapatkan kali ini.
Bukan hanya melatih ilmu yang telah didapat, pekerjaan kali ini bisa juga
disebut liburan. Kuncinya adalah lakukan pekerjaan dengan senang J
Berikut hasil pengolahan data:
Data awal
File DTM dan detil
File DTM dan kontur
Yogyakarta, 11 Mei 2015
Bondan Galih Dewanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar