Senin, 29 April 2013

Planimetris I

            Pada mata kuliah Ilmu Ukur Tanah 1 (IUT1) kelas A, saya tergabung dalam kelompok 4 yang terdiri dari Ahmad Baihaqi, I Made Sapta Hadi, Aeny Sugianto, Puji Nurhidayah, dan aku. Ketika itu kami belum saling mengenal satu sama lain. Ya…karena kami berasal dari daerah yang berbeda-beda. Bai dari Lombok, Aeny dari Demak, Sapta dari Bali, sedangkan aku dan Puji dari Yogyakarta. Mungkin hanya aku, Sapta, dan Bai yang terlihat akrab, karena sudah kenal sejak awal masuk Geodesi. Mencoba mengenal lebih dekat setiap anggota dan mengerti karakter masing-masing adalah hal pertama yang aku lakukan dalam setiap praktikum IUT. Karena hal itu sangat penting untuk menunjang kelancaran jalannya praktikum.


 
 Aku, Aeny, Puji, Sapta, dan Bai (foto jaman masih polos)
Praktikum pertama adalah pengukuran jarak langsung pada area mendatar, terhalang, dan miring. Sebagaimana orang yang baru mengenal sesuatu, kami pun masih terasa malu-malu satu sama lain. Namun, kami mencoba untuk professional. Langkah demi langkah kami lakukan, dari pelurusan menggunakan jalon, hingga pengukuran jarak dengan metode tertentu. Aku, Sapta, dan Bai selalu serius dalam melakukan praktikum. Sampai pada suatu saat, kami bertiga mencoba bertanya pada Puji dan Aeny mengenai kesan mereka tergabung dengan kami bertiga. Hehe…ternyata kalimat yang keluar dari mereka adalah “Kalian itu spaneng banget ya, nggak ada humor...”. Ckckck…..pantas golongan perempuan nggak pada ketawa ketika praktikum,hehe, kesan pertama saja sudah seperti itu. Tapi komentar itu yang menjadikan tekad kami bertiga untuk memperbaiki diri mencuat.
Pada praktikum kedua (sentering, sumbu I vertical, pembacaan sudut) kami golongan lelaki mulai melebur, sering mengajak bercanda mereka ketika praktikum, namun tetap mengutamakan kelancaran praktikum. Dan ternyata inilah suasana yang sebenarnya kami cari, serius tapi santai. Mungkin kalau tak ada komentar dari Puji dan Aeny, sampai sekarang masih aja aku, Sapta, dan Bai mempertahankan sikap spanengnya, hehe.  Kehangatan seperti ini kami coba pertahankan hingga praktikum ketiga(pengukuran sudut biasa dan luar biasa untuk mengetahui kolimasi dan indeks vertical), praktikum ke empat (pengukuran sudut seri rangkap), praktikum ke lima (pengukuran jarak optis), praktikum ke enam (pengecekan sipat datar dan pengukuran beda tinggi cara leveling), dan platnimetris I.
Nah…pada saat planimetris I inilah kami mendapatkan tantangan. Kami mendapatkan area tugu teknik, yang banyak orang bilang bahwa area ini sulit. Berbagai tantangan, dari kendaraan yang lalu lalang hingga banyaknya detail objek yang dipetakan harus kami hadapi. Bahkan jika dihitung, jumlah titik detail yang harus kami ukur adalah lebih dari 400 titik. Waw…untuk ukuran pemula yang biasanya mengukur jarak antara dua titik. Apalagi lingkatan tugu yang tidak diperbolehkan menggunakan metode diameter, hmmmm...berapa titik hayo? Tapi kami tidak menyerah begitu saja kok. Yang kami lakukan adalah tahap demi tahap harus dijalani dengan ikhlas. Mulai dari pengukuran dan perhitungan polygon, penentuan detail objek, hingga menuangkannya dalam bentuk peta di atas kertas ukuran A0. Nasihat dari kakak angkatan untuk mengukur di malam hari pun kami lakukan.

 
Proses pengukuran detail lingkaran tugu 
 
Banyak kelucuan sebenarnya dalam pengukuran planimetris I kelompok 4 ini. Contohnya penggunaan nama suatu titik. Kami menggunakan nama Tb Love yang merupakan kepanjangan dari titik bantu love. Hehe, bagaimana menurut kalian? Tidak berhenti di situ, kami juga menamakan objek suatu taman dengan nama tman GJ (taman nggak jelas), tempat duduk php (pemberi harapan palsu), dan lain-lain. Hal ini kami lakukan dengan tujuan agar kami tetap semangat dan sebagai hiburan ketika kami terlalu spaneng mengurusi pemetaan pertama ini. Tetapi penamaan itu bukan tanpa alasan lo….contohnya saja taman php. Taman php merupakan nama hasil dari tingkah laku Sapta. Entah Aeny atau Puji (saya kurang ingat), merasa di beri harapan sesuatu oleh Sapta, namun tak berwujud. Hehe, itulah seluk beluk taman php. Sedangkan untuk nama objek lain juga memiliki sejarah tersendiri tentunya.
 
TBL merupakan kepanjangan dari Titik Bantu Love

Sampai akhirnya semua detail objek telah terukur, hal yang kami lakukan adalah menuangkannya di atas kertas ukuran A0. Beli tabung kertas…beli tabung kertas ah…. . Tabung kertas begitu bermanfaat untuk penyimpanan kertas A0. Sampai-sampai kami disangka mahasiswa jurusan arsitektur dan sipil. Ah...biarlah yang penting kami mahasiswa jurusan TEKNIK GEODESI. Lalu yang kami lakukan adalah berbagi tugas antara siapa yang membuat layout peta planimetris dan menuangkan pengukuran detail. Waktu yang pendek sangat terasa, karena saat itu kami akan dihadapkan pada ujian akhir semester pertama. Yah…inilah jerih payah yang harus kami lakukan. Tak kenal waktu sampai-sampai diusir satpam karena jam malam telah habis. Tak kenal tempat karena harus pinjam rumah teman untuk lembur hingga pagi. Ini kami lakukan agar peta yang kami buat menghasilkan sesuatu yang indah. Meski terkadang terdapat kendala di sini dan di sana. 
 Finalnya adalah ketika kami harus responsi dihadapan dosen dan asisten dosen. Kegiatan ini memang rutin dilaksanakan. Grogi kali ya yang kami rasakan, karena ini juga merupakan response pertama kami sebagai mahasiswa. Namun asisten dosen yang kala itu mendampingi kami, yaitu Mas Nindi, mencoba untuk bersikap santai, sehingga kami pun terbawa santai. Berbagai pertanyaan dalam responsi ini telah kami jawab. Dagdigdug ketika response perlahan menghilang, sehingga rasa kelegaan ketika telah selesai.


Sebagian dari hasil planimetris 1 kelompok kami (Sapta, Bai, Puji, Aen, dan aku) 

Pelajaran yang dapat diambil adalah perlunya kerjasama yang baik antar anggota kelompok untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Selain itu, setiap anggota kelompok juga harus saling memahami satu sama lain, agar pelaksanaan pengerjaan tugas ini dapat berjalan lancar. Tentunya nilai-nilai dan pelajaran dari planimetris kami ini akan sangat berguna untuk pengerjaan tugas praktikum selanjutnya serta ketika kami besok terjun di dunia kerja. Oya….tulisan ini aku buat ketika aku dan kelompokku sedang berproses melaksanakan planimetris 2, dengan kelompok yang sama, hehe.
Semoga bermanfaat ya….

Yogyakarta, 29 April 2013
Bondan Galih Dewanto


2 komentar:

  1. seandainya kelompok aku juga semenarik kelompok kamu pasti praktikumnya jadi menyenangkan bukanya malah jadi beban.
    thanks info dan ceritanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, penuh lika-liku juga kok mbak. tapi bawa senang saja :-) asiik kok.

      Hapus