Minggu, 15 Maret 2015

The Hidden Paradise : Wakatobi dari Sisi Struktur dan Ekosistemnya

Kepulauan Wakatobi merupakan salah satu kabupaten baru di ProvinsiSulawesi Tenggara. Semula Wakatobi merupakan salah satu kecamatan diKabupaten Buton. Kemudian berdasarkan UU No. 29 tahun 2003, Kecamatan Wakatobi ditetapkan menjadi kabupaten tersendiri. Bagian Utara dibatasi olehLaut Banda dan Pulau Buton, bagian Selatan dibatasi oleh laut Flores, bagianTimur oleh Laut Banda dan bagian Barat dibatasi oleh Pulau Buton dan Laut Flores
Taman Nasional Laut Wakatobi memiliki taman nasional dengan luas 1.390.000 ha, ditetapkan sebagai taman nasional melalui Keputusan MenteriKehutanan RI No. 393/Kpts-VI/1996. Dengan demikian maka Taman NasionalKepulauan Wakatobi merupakan Taman Nasional Laut terbesar kedua yang dimiliki Indonesia setelah Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Berdasarkan studi oleh WWF dengan nama Rapid Ecological Assesment (REA) pada tahun 2003 menunujukan bahwa Taman Nasional Kepulauan Wakatobi memiliki kondisi ekosistem  terbaik di dunia.  Hal ini diindikasikan dengan keanekaragaman terumbu karang dan keanekaragaman ikan karang dan biota lainnya dan mengindikasikan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi berada pada pusat keanekaragaman hayati sehingga menempatkan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi sebagai kawasan dengan keanekaragaman ikan karang tertinggi di dunia bersama-sama dengan Teluk Milne, Papua Nugini dan Taman Nasional Komodo,Indonesia.
Potensi wisata alam yang dimiliki Taman Nasional Kepulauan Wakatobi telah mengundang investor untuk mengembangkan kegiatan pariwisata dan menarik para wisatawan untuk mengunjungi kawasan  Wakatobi.Kegiatan  pariwisata di Kawasan Taman Nasional Kepulauan  Wakatobi mulai  berjalan sejak tahun 1996. Oleh karena itu pengembangan kegiatan pariwisata diKawasan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi harus tetap memperhatikan kelestarian dan keutuhan kawasan sebagai kawasan konservasi.
Potensi yang dimiliki Wakatobi, tentunya harus diimbangi dengan pemeliharaan akan biota maupun abiota yang ada di wilayah perairan dan pesisir. Pemeliharaan ini memerlukan pengetahuan tentang struktur dan ekosistem yang ada di sana agar upaya yang dilakukan tidak salah.
Kondisi fisik dari Kepulauan Wakatobi memiliki karakteristik khas.
1.    Pulau Wangi-wangi
Bagian selatan bertopografi datar hingga curam. Kedalaman perairan berkisar 5  – 1.884 m. Tipe pasang surut campuran semi diurnal terendah ± 500 mdari garis pantai, khususnya bagian selatan. Bagian barat, utara dan timur kondisi pantai relatif curam. Kecepatan arus perairan P. Wangi-wangi 0,09  – 0,6 m/detik.Musim timur gelombang sangat kuat dipengaruhi angin Laut Banda, sedang musim barat tidak terlalu besar karena terhalang P. Buton
2.    Pulau Kaledupa
Bagian utara bertopografi datar. Kedalaman perairan 2 m – 1.404 m.Pantai curam di bagian selatan dan timur dengan kedalaman 35 m  –  414 m.Perairan terdalam di antara Pulau dengan karang Kaledupa sekitar 1.404 m. Tipe pasang surut cenderung semi diurnal terendah sejauh ± 500 m dari garis pantai.Kecepatan arus perairan berkisar 0,07 m/detik  – 0,20 m/detik. Musim baratgelombang tidak terlalu besar karena arah angin terhalang P. Wangi-Wangi dan P.Buton. Beberapa bagian utara hingga ke timur terlindung gelombang musim baratdan timur, karena karang penghalang P. Hoga, P. Lentea dan P. Darawa.


Gambar Kepulauan Wakatobi
3.    Pulau Tomia
Umumnya bertopografi datar hingga curam. Kedalaman perairan 0 m  –  1.404 m. Topografi landai di bagian selatan P.Tomia, P. Tolandono, dan P.Lentea Selatan, kedalaman maksimum 280 m, sedang yang curam/bertubir di bagian utara kedalaman 500 m. Pasang surut semi diurnal terendah ± 500 m. Arusintertidal umumnya lemah, kecuali di perairan selat kuat. Pada musim baratgelombang tidak terlalu kuat karena terhalang P.Buton.

4.    Pulau Binongko
Umumnya bertopografi curam, kedalaman perairan 181 m  – 721 m.Bagian selatan mencapai 1.573 m. Kedalaman perairan pulau-pulau di KecamatanBinongko berkisar 18 m  – 500 m, dan ± 198 m  – 500 m di P. Kontiole dan P.Cowo-Cowo. Perairan P. Moromaho ± 252 m  – 500 m. Perairan Karang Kokorelatif dangkal. Tipe pasang surut semi diurnal. Kecepatan arus berkisar 0.10  – 0.19 m/detik. Sekitar perairan Binongko terdapat arus turbulen.

Selain memperhatikan kondisi fisik, kita juga harus memperhatikan ekosistem. Ekosistem yang ada di kepulauan wakatobi adalah sebagai berikut.
1.    Terumbu karang
Terumbu karang perairan Wakatobi berada di pusat segitiga karang dunia (the heart of coral triangle centre) , yaitu wilayah yang memiliki keanekaragamanterumbu karang dan keanekaragaman hayati laut lainnya tertinggi di dunia, yang meliputi Phillipina, Indonesia sampai Kepulauan Solomon. Penafsiran citraLandsat 2003, diketahui luas terumbu di P. Wangi-Wangi lebar terumbu 120 mdan 2,8 km. Untuk P. Kaledupa dan P. Hoga, lebar 60 m dan 5,2 km. P. Tomiarataan terumbunya mencapai 1,2 km untuk jarak terjauh dan 130 m terdekat.Kompleks atol Kaledupa mempunyai lebar terumbu 4,5 km dan 14,6 km. Panjangatol Kaledupa ± 48 km. Karang Kaledupa merupakan atol memanjang keTenggara dan Barat Laut 49,26 km dan lebar 9.75 km (atol tunggal terpanjang diAsia Pasifik). Ada 396 spesies karang Scleractinia hermatipic terbagi 68 genus, 15famili, serta rataan setiap stasiun pengamatan berkeragaman 124 spesies.Jenis terumbu karang di kepulauan ini terdiri dari terumbu karang cincin (atol reef), terumbukarang tepi (fringing reef), terumbukarang penghalang (barrier reef) dan karang gosong (patch reef) . Berdasarkan hasil citra satelit,diketahui bahwa luas terumbu karang di Kepulauan Wakatobi adalah 88.161,69hektar. Adapun komponen utama yang menyusun terumbu karang di KepulauanWakatobi yaitu karang hidup (hard coral dan soft coral) dan karang mati (dead coral), serta organisme lain yang bersimbiosis dengan karang. Pada kedalaman 1meter dan 3 meter banyak ditemukan jenis karang bercabang dari margaAcropora selain itu juga ditemukan jenis karang masif.



Gambar segitiga karang dunia
2.    Mangrove
Tercatat 22 jenis dari 13 famili mangrove sejati, antara lain : Rhizophorastylosa, Sonneratia alba, Osbornia octodonta, Ceriops tagal, Xylocarpusmoluccensis, Scyphiphora hydrophyllacea, Bruguiera gymnorrhiza, Avicenniamarina, Pemphis acidula, dan Avicennia officinalis. Kondisi mangrove inisedang sampai baik. Luasan areal mangrove tertinggi di P. Kaledupa. Mangrovedi P. Wangi-Wangi, Kaledupa dan Tomia kondisinya sudah mengalami tekanan masyarakat  lokal.  Sedang  di P. Binongko  kondisi  mangrove relatif terjaga,karena umumnya  berstatus hutan adat atau masih mengandung SARA
3.    Padang lamun
Tercatat 9 jenis lamun di perairan Wakatobi dengan sebaran yangumumnya merata, tersebar pada daerah intertidal setelah terumbu karang dan jugaditemukan di antara terumbu karang. Jenis lamun yang telah diidentifikasi di perairan Kepulauan Wakatobi yaitu   Enhalus acororides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Syringodiumisoetifolium, Thalassodenron ciliatum, Halodule uninervis, Cymodocea serullata. Jenis  E. acoroides dan C. Rotundata banyak ditemukan pada  substrat  pasir dan pecahan karang, sedangkan jenis T. hemprichii,  S. isoetiofolium dan  H.ovalis banyak ditemukan pada substrat pasir halus dan pasir kasar.
4.    Cetacean
Berdasarkan hasil monitoring Balai TNW-WWF-TNC sampai tahun 2006 tercatat 12 jenis cetacean di kawasan TNW yang terdiri dari 8 jenis paus dan 5 jenis lumba-lumba.
5.    Peneluran penyu
Monitoring BTNW-WWF-TNC tahun 2006 tercatat 2 jenis penyu dijumpai di Kepulauan Wakatobi, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Ada 5lokasi peneluran penyu hijau yaitu Pulau Runduma, Pulau Anano, Pulau Kentiole,Pulau Tuwu-tuwu (Cowo-Cowo) dan Pulau Moromaho.
6.    Ikan
Berdasar Indeks Keragaman Ikan Karang, menunjukkan ± 942 spesies terdapat di wilayah Wakatobi. Peringkat ini menempatkan  Wakatobi  pada  kategori keanekaragaman hayati sama denganTeluk Milne di Papua Nugini dan di Komodo. Famili paling beragam spesiesnyayaitu wrasse (Labridae), damsel (Pomacentridae), kerapu (Serranidae), kepe-kepe (Chaetodontidae), surgeon (Acanthuridae), kakatua (Scaridae), cardinal (Apogonidae), kakap (Lutjanidae), squirrel (Holocentridae), dan angel (Pomacanthidae). Sepuluh famili ini meliputi hampir 70% total hewan tercatat.Hasil survey  Rapid Ecological Assessment  menyatakan lebih 80% ada di peringkat2 - 3 dari range 6 keanekaragaman hayati.
7.    Daerah pemijahan ikan
Meskipun pada survey pertama sejak tahun 2003 telah teridentifikasi sekitar 29 lokasi, akan tetapi hanya 4 lokasi yang positif menjadi daerah pemijahan ikan (pemijahan kerapu dan kakap) 
8.    Habitat burung pantai
Dari hasil beberapa pengamatan visual di kawasan TNW di PulauMoromaho yang terletak di bagian paling tenggara kepulauan Wakatobi diduga merupakan habitat burung pantai dan daerah persinggahan/transit bagi beberapa jenis burung migran yang bermigrasi dari benua Australia menuju Pasifik. Namun sampai saat ini belum dilakukan identifikasi dan inventarisasi  untuk  mengetahui informasi yang lebih lengkap tentang habitat dan keragaman burung pantai di P. Moromaho. Burung (aves ) mempunyai peran sebagai indikator kondisi suatu ekosistem atau habitat, selain itu juga diduga berperan dalam penyebaran bibit beberapa jenis  tumbuhan dalam wilayah jelajahnya


Yogyakarta, 16 Maret 2015

Sumber :
Asit, A. R., 2004. Strategi Pengembangan Kegiatan Pariwisata  di Taman Nasional  Kepulauan Wakatobi Sulawesi Tenggara. Semarang: Undip


Butar Butar, Ernawati. 2012. Pengelolaan Kawasan Perlindungan Laut Taman Nasional Wakatobi sebagai Ekowisata. Medan : Universitas Sumatera Utara

2 komentar: