Selasa, 03 September 2013

Mobil Nasional Indonesia? Kapan?

               Sedikit berkomentar tentang akan semakin banyaknya mobil murah di Indonesia, baik yang berbahan bakar minyak atau yang menggunakan listrik. Produsen dari Jepang, AS, China, Korea, bahkan India dan Malaysia siap bersaing mendapatkan pasar.  Indonesia menjadi sasaran utama bagi para produsen mobil karena mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar.
           Belakangan ini pemberitaan mengenai serbuan mobil murah ke Indonesia nampaknya disambut baik oleh masyarakat. Yak...tak dapat dipungkiri, mobil masih menjadi barang mewah untuk masyarakat di Indonesia. Masyarakat kebanyakan ingin mempunyai mobil untuk sekedar prestisius.

Contoh Mobil Esemka

               Saya kemudian teringat dengan mobil buatan Indonesia yang sangat mencuat kala mantan Walikota Solo, Jokowi, memperkenalkan mobil esemka sebagai kendaraan dinasnya. Saat itu, gencar terdengar mobil ini bakal menjadi mobil nasional yang asli Indonesia. Komponennya hampir 100% asli Indonesia. Perasaan saya sangat bangga mendengar kabar itu. Yang ada di pikiran saya adalah...ini saatnya Indonesia menunjukkan taringnya guna eksistensi dalam bidang otomotif dunia dapat diakui, minimal pasar Indonesia lah. Apalagi perancang mobil esemka adalah siswa siswi yang masih berumur belasan tahun. Desainnya pun tak kalah mentereng dari mobil semacam toyota, suzuki, ford, dll. Hmmmm, luar biasa!! Saat ini tengah mulai dibangun bengkel-bengkel resmi mobil esemka, guna memudahkan masyarakat dalam perawatan mobil esemka. Berikut ini adalah lokasi dimana bengkel resmi mobil esemka akan didirikan :




              Selain mobil esemka, yang pernah juga menjadi bahan pembicaraan publik adalah mobil listrik Dahlan Iskan yang mewah. Dapat dikatakan mobil ini mirip mobil mewah kelas dunia macam ferrari. Yang menjadi kebanggaan tentunya ini merupakan produk asli Indonesia. Komponennya juga hampir 100% asli Indonesia. Mobil ini merupakan hasil kerjasama sang menteri dengan salah satu insinyur mesin di Indonesia, Danet Suryatama. Mobil ini diperkirakan diperuntukkan untuk masyarakat kelas atas. Tentunya akan menjadi hal yang baik apabila dapat segera diperbanyak, sehingga kita segera dapat melihat mobil ini melaju di jalanan.

 
             Mobil listrik Dahlan Iskan

          Namun apabila kita lihat kebijakan pemerintah yang tetap mengijinkan masuknya mobil dari produsen asing, nampaknya masih sangat jauh menjadikan mobil asli produksi Indonesia menjadi mobil nasional. Bukannya membantu mempercepat kemungkinan menjadikan mobil nasional, tetapi justru tetap mengijinkan mobil buatan asing masuk ke Indonesia.
              Kemudian saya juga teringat tentang mobil-mobil yang dilombakan di internasional oleh mahasiswa calon insinyur mesin di Indonesia. Mereka banyak menjuarai kejuaraan di tingkat dunia. Yang membuat miris adalah mereka tetap menggunakan mesin impor.
                Ketika SMA, saya sempat memiliki sebuah pertanyaan bahwa mengapa insinyur mesin di Indonesia tidak dapat membuat mesin yang asli buatannya. Nampaknya pertanyaan saya itu mulai terjawab ketika saya duduk di bangku kuliah. Dalam sebuah kampus, idealnya merupakan tempat belajar yang nyaman untuk mengembangkan ilmu dan mengaplikasikannya. Namun ternyata yang saya temui agak berlawanan dengan kondisi ideal. Banyak sekali tawuran yang terjadi antar mahasiswa, bahkan satu universitas, bahkan lagi satu fakultas. Termasuk Jurusan Teknik Mesin yang sebenarnya dapat menjadi pelopor dimulainya pembuatan mobil nasional. Apakah ini cerminan mahasiswa Indonesia? tawuran? ada apa dengan kita sebagai mahasiswa? padahal ketika masa orientasi, kita mengumandangkan berbagai lagu yang isinya tentang janji berjuang untuk Indonesia. Masih ingat lagu darah juang, berderap dan melaju, serta totalitas mahasiswa? Saya selaku mahasiswa baru pada saat itu, sangat bahagia ketika janji-janji itu dikumandangkan. Oleh karena itu, wajarkah perilaku tawuran teman-teman? apakah kalian mau melupakan gengsi antar jurusan untuk bersatu demi Indonesia? Dengan diintegrasikannya ilmu dari berbagai jurusan, saya yakin Indonesia mampu bersaing, dalam bahasan ini adalah menjadi produsen mobil terbesar di dunia.
              Terlepas dari itu semua, saya selaku WNI, mengaku bangga dengan mobil buatan Indonesia. Akan lebih membanggakan lagi apabila mobil nasional akan segera terwujud. Meskipun saya bukan mahasiswa jurusan Teknik Mesin, saya mendukung para mahasiswa untuk mengembangkan pembuatan mobil di Indonesia. Pembuatan mobil sudah diawali oleh para siswa SMK lo....

Yogyakarta, 3 September 2013
Bondan Galih Dewanto


3 komentar:

  1. Hay Guys, numpang promo blog ya:

    http://student.blog.dinus.ac.id/mataharilanangpanggulu/2016/10/13/sejarah-singkat-tokyo-%e6%9d%b1%e4%ba%ac

    BalasHapus
  2. Postingan yang keren nih.

    http://student.blog.dinus.ac.id/c11eddomarselo28/2016/10/19/5-top-jajanan-enak-di-kota-semarang/

    BalasHapus
  3. http://student.blog.dinus.ac.id/pujiamimutiara/2016/07/24/mengenal-sistem-produksi-toyota/

    Toyota? Apa sih itu.

    BalasHapus