Senin, 11 Mei 2015

Griya Tawang


Sebuah tempat yang memberikan pengalaman berharga dalam mengupgrade ilmu yang selama ini saya tekuni. Terkadang mahasiswa mencari yang namanya pengalaman. Terkadang juga mahasiswa mencari hiburan. Nah, di tempat ini saya mendapatkan keduanya. Iya, karena tempat ini sangat dekat dengan lokasi wisata Tawangmangu, di kaki Gunung Lawu.

Tanggal 26 Maret 2015 saya bersama anggota tim yang lain (El, Ditha, Dendy, Bang Alfi, dan Bang Putra) menuju lokasi menggunakan mobil berbarengan dengan Pak Ruli. Sesampainya di lokasi, saya kagum dengan lokasinya yang menyuguhkan udara yang sangat sejuk. Jelas saja karena lokasi masih rimbun dan dekat dengan sungai yang mengalir deras. Namun dibalik keelokan alam, menjadi sebuah tantangan bagi tim ini. Bagaimana tidak, lokasi yang akan kami bentuk 3 D nya ini merupakan lokasi perbukitan yang sangat terjal. Agak jauh dari bayanganku sebelumnya, yang terpikirkan bakal datar-datar saja. Namun inilah tantangan yang harus kami pecahkan.
Diskusi awal kami lakukan, menggunakan 2 set alat Total Station dan GPS, dibagi menjadi 2 tim. Kami berdiskusi bagaimana strategi yang akan kami lakukan agar pengukuran berjalan cepat namun tepat, serta sesuai target 2 hari pekerjaan. Tak butuh waktu lama, kami pun bergegas bekerja sesuai porsi masing-masing. Hari pertama ini menjadi hari yang kurang begitu cerah, karena sering sekali hujan turun dengan deras. Ditambah lokasi yang sangat licin dan terjal. Hari pertama pun berakhir dengan kurang dari 50% area.

Kami harus menginap di penginapan yang tak jauh dari lokasi Griya Tawang. Di malam hari, kami mendownload data yang telah didapat pada hari pertama. Selain itu dengan kendala hujan yang tak dapat diperkirakan, kami pun menyusun strategi agar selesai pada hari kedua. Kami berbagi dengan cara saling membuat titik bantu dan mengandalkan reflectorless, sehingga tak perlu menggunakan prisma untuk mendapatkan detil.
Di pagi harinya, cuaca cukup cerah, saya pun mendapati sinar matahari yang muncul di antara ranting-ranting pepohonan. Tak mau lama-lama membuang waktu, kami pun bergegas menuju lokasi Griya Tawang kembali. Kami menjalankan strategi untuk segera menyelesaikan pekerjaan. Namun seperti hari pertama, cuaca kurang bersahabat. Hujan hampir turun seharian. Sempat kami memaksakan untuk terus, namun tentunya akan sangat berdampak buruk untuk alat maupun kesehatan tubuh. Ingat saat itu saya dan Ditha sempat naik turun bukit dan basah-basahan karena hujan. Sehingga kami sangat sulit untuk menyelesaikan pekerjaan dalam 2 hari. Dengan kondisi seperti ini, pekerjaan pun akhirnya di perpanjang menjadi 3 hari. Pada hari kedua sendiri area yang telah diukur adalah sekitar 70% (5hektar dari 8 hektar).
Pada hari ketiga, cuaca cukup bersahabat. Hujan hanya terjadi sekitar 1 jam. Sehingga kami pun dapat lebih maksimal dalam melakukan pekerjaan. Namun pada hari ketiga ini, pengukuran tidak dilakukan dengan Ditha, karena dia pulang dahulu ke Jogja. Sehingga kami harus bekerja  2 orang pada 1 tim. Sangat sulit, tapi untungnya kami menggunakan reflectorless yang dapat mengukur tanpa prisma. Namun kami harus hati-hati karena apabila salah target, maka akan berdampak fatal terhadap data. Akhirnya kami pun menyelesaikan pekerjaan ini dalam 3 hari karena kami dapat mengukur seluruh area. Pada malam harinya kami kembali menuju Jogja.
Pengolahan data kami lakukan menggunakan software AutoCAD, Surpac, dan ArcGIS. Kerjasama pun dibutuhkan dalam pengolahan data ini agar data yang telah diolah sesuai dengan kondisi kenyataan (di lapangan). Dengan kerjasama yang baik, kami pun dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik. Hasil pekerjaan pun memberikan kepuasan pada user. Sebuah pengalaman berharga yang saya dapatkan kali ini. Bukan hanya melatih ilmu yang telah didapat, pekerjaan kali ini bisa juga disebut liburan. Kuncinya adalah lakukan pekerjaan dengan senang J

Berikut hasil pengolahan data:


Data awal

File DTM dan detil

File DTM dan kontur



Yogyakarta, 11 Mei 2015
Bondan Galih Dewanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar