Rabu, 16 Januari 2013

103 Tahun Kebangkitan Nasional

Hari ini kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke 103, ada beberapa hal yang menjadi catatan saya sejak tadi malam berkaitan dengan Kebangkitan Nasional, semoga melalui tulisan ini kita bisa berbagi semangat bangkit demi Kebangkitan Indonesia.

  1. Sampai saat ini masih sering kita jumpai perdebatan mengenai “mengapa Hari Kebangkitan Nasional diperingati pada tanggal 20 Mei?”, yang notabene adalah hari lahir Budi Utomo, padahal pada masa pergerakan pra kemerdekaan, banyak yang mengatakan bukan  Budi Utomo organisasi yang pertama, bukan hanya Budi Utomo organisasi yang ada, Bukan Budi Utomo organisasi yang mencakup “Indonesia”, masih ada banyak pergerakan yang ada saat itu seperti Sarekat  Islam yang sebagian pihak mengklaim sebagai organisasi tertua (awalnya Serekat Dagang Islam, 1905), Muhammadiyah (1912), Indische Partij (1912), Putri Mardika (1912), Paguyuban Pasundan (1913), Jong Java (1915), Jong Sumatra (1917), Jong Minahasa, Jong Ambon, dan Jong Celebes (1918), Indonesische Vereneging/Perhimpunan Indonesia (1908/1922/1924), PNI (1927), NU (1926), Istri Sedar (1930), Putri Budi Sejati, Pasundan Isteri (1930), Partindo (1931), Gerindo (1937), dan lainlain. Tetapi bagi saya bukan masalah tanggal berapa kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional tapi apa makna yang terkandung didalamnya. Pada masa pergerakan kemerdekaan timbul spirit atau semangat yang menggelora dalam diri pemuda pada khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya, semangat tersebut adalah semangat persatuan kesatuan, semangat nasionalisme, semangat patriotisme, semangat kebersamaan dan semangat perjuangan untuk bangkit melawan penjajah, bangkit untuk merdeka. Semangat itu yang kemudian coba dimunculkan pada tahun 1948 saat Indonesia mulain menghadapi ancaman Internal maupun Eksternal terhadap kemerdekaan Indonesia. Ancaman Internal tersebut muncul ketika elit politik semakin terkotak-kotak dalam partai politik dan melupakan rasa persatuan dan kesatuan Indonesia dan tidak menyadari ancaman eksternal yang mengintai mereka yaitu Belanda yang sudah siap dengan agresinya. Dan akhirnya pada 20 Mei1948 dilaksanakan peringatan Kebangkitan Nasional untuk pertama kalinya di Yogyakarta (Ibukota Indonesia Kala Itu) untuk mengembalikan ingatan para elit politik dan seluruh rakyat Indonesia terhadap semangat yang ada di saat pergerakan pra kemerdekaan. Bagi saya saat ini itu esensi yang paling penting bagi kita untuk menyadari SEMANGAT HARI KEBANGKITAN NASIONAL bukan hanya mempermasalahkan tanggal diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional.
  2. Catatan kedua saya berkaitan dengan Kebangkitan Nasional Indonesia adalah perbedaan yang mencolok atas apa yang dihadapi Indonesia. Dulu common enemy atau musuh bersama  itu bernama “Penjajah”, musuh nyata yang terang-terangan menginjak-injak harga diri rakyat Indonesia sebagai sebuah bangsa. Adanya musuh bersama ini mau tidak mau menjadi penyebab dari bersatunya seluruh elemen yang ada di negeri kita kala itu. Persatuan dan kesatuan, nasionalisme, patriotisme kemudian menjadi alat yang ampuh untuk menggerakan seluruh bagian bangsa Indonesia dalam menghadapi Belanda. Tidak dapat dipungkiri bahwa musuh bersama itu telah mejadi bagian penting dalam Kebangkitan Nasional kala itu. Dan tidak dapat dipungkiri musuh bersama memiliki andil penting dalam membakar semangat patriotisme rakyat Indonesia, lihat saja ketika Presiden pertama Indonesia dengan GANYANG MALAYSIA-nya, atau contoh yang belum lama saat negara tetangga, Malaysia, mengklaim beberapa budaya asli Indonesia beberapa tahun lalu, dalam tempo singkat muncul kelompok-kelompok yang siap membela harga diri bangsa, serta ketika Timnas Sepakbola Indonesia melawan tim sepakbola Negara lain, begitu antusiasnya rakyat Indonesia mendukung langsung ke Gelora Bung Karno. Dan saat ini saat kita dikatakan telah merdeka, sejatinya kita masih “dijajah” secara halus dan tidak kelihatan, ini yang membuat kita sulit untuk menentukan siapa musuh bersama kita?? Siapa musuh yang harus kita hadapi bersama?? Siapa musuh yang mengancam kedaulatan NKRI??? Karena sekali lagi, tidak dapat dipungkiri kita butuh MUSUH BERSAMA untuk kembali menggelorakan semangat Kebangkitan Nasional!!!
  3. Catatan ketiga saya lahir dari dialog dengan sdri. Ardayne S tadi malam, kala itu kami bersama Sdr. Banu Setiawan , Sdr. Ujung Jati Nirwana serta Pak Yudi, catatan ini berkaitan dengan tema yang diangkat dalam Hari Kebangkitan Nasional tiap tahunnya. Dalam tema tersebut hampir sebagian besar menggunakan kata-kata seperti.. “Kita Tingkatkan…”, “..Kita Raih..”, “..kita sambut..”. kenapa tidak menggunakan kata-kata yang bisa menggugah semangat, bisa menyadarkan, bisa mempersatukan. Kenapa tidak ada kata-kata seperti “Indonesia Memanggil”.. “Indonesia Membutuhkanmu” atau kata-kata yang sama sperti itu. Kata-kata yang bisa menyadarkan bahwa Indonesia membutuh peran segala lini anak bangsa untuk ikut dalam momentum Kebangkitan Nasional saat ini. oleh karena itu Tema juga memiliki andil dalam membangkitkan KESADARAN anak bangsa.
  4. Terakhir yang menjadi catatan saya adalah semakin tergerusnya mental tangguh dari Indonesia. Dulu saat perjuangan pra kemerdekaan, Bangsa Indonesia sangat tangguh bahkan sebelum Negara Indonesia Lahir, setelah merdeka tepatnya pada saat orde baru, ketangguhan bergeser, Negara Indonesia (pemerintahan) dibangun sehingga lebih tangguh dari bangsa Indonesia yang mulai melemah dan saat orde baru jatuh, tidak dapat kita pungkiri bahwa kekuatan Negara melemah dan Ketangguhan bangsa Indonesia belum membaik. Sampai saat ini pun belum ketangguhan Indonesia sebagai Bangsa maupun Negara belum dapat berbicara banyak di mata internasional. Mungkin kita perlu mengingat ajaran yang pernah disampaikan Soekarno dulu yaitu Trisakti, Berdaulat dibidang Politik, Berdikari di bidang Ekomomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan. Jika Indonesia bisa kembali memiliki Trisakti bukan tidak mungkin momentum Kebangkitan Nasional saat ini, adalah momentum kebangkitan Indonesia sebagai bangsa maupun Negara.

    Mungkin catatan ini hanya catatan anak Indonesia yang ingin bersama-sama membangun kejayaan bangsa dan negara. Bagaimana kita bisa “Rumongso Handarbeni, Melu Hangrungkebi, dan Mulat Sariro Hangroso Wani” atas Indonesia.

    Karena sekarang ..bukan aku, bukan kamu, tapi Kita...
    .. Kita YAKIN, Kita MAMPU, Kita BISA...


    ..mari BANGKIT bersama membangun INDONESIA...
    .. selamat HARI KEBANGKITAN NASIONAL semuanya..
    MERDEKA!!!!!
    ^_^

    By :  Arif Rahman Garda Selatan 
    Friday, May 20, 2011
    

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar